Rekognisi: Intelijen

Mark M. Lowenthal: informasi untuk memenuhi kebutuhan para pembuat kebijakan. Informasi tersebut dikumpulkan, diproses, dan dipersempit untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Abram Shulsky dan Gary Schmitt: setiap negara mempunyai kepentingan memperkuat keamanan nasional negaranya, serta memiliki kemampuan menghadapi ancaman musuh aktual atau potensial. Pihak intelijen harus memberikan informasi relevan kepada para pembuat keputusan yang selaras dengan perumusan dan implementasi kebijakan pemerintah negara tersebut (Stottlemyre, 2015).

Michael Warner: intelijen adalah aktivitas negara yang rahasia untuk memahami atau mempengaruhi entitas asing.

Stan A. Taylor: intelijen adalah praktik mengkoleksi, menganalisis, memproduksi, dan menggunakan informasi mengenai potensi negara-negara, kelompok-kelompok, individu-individu, atau aktivitas-aktivitas yang mengancam keamanan suatu negara. Informasi dikumpulkan secara rahasia dari sumber-sumber yang tidak biasa, dan negara-negara biasanya berupaya mencegah negara-negara lain mendapatkannya. Intelijen juga mencakup aktivitas khusus yang bertujuan untuk memengaruhi pilihan kebijakan luar negeri atau dalam negeri negara lain tanpa mengungkapkan sumber pengaruhnya.

Don McDowell: intelijen adalah praktik penelitian terstruktur untuk menyelidiki suatu permasalahan untuk mendeteksi peringatan dini dan mendapatkan “petunjuk di masa depan” yang pada waktunya akan membutuhkan tindakan korektif atau preventif, serta mengklarifikasi potensi ancaman dan peluang. Intelijen mendefinisikan masalah dengan spesifik, menggunakan desain dan menerapkan sistem yang efektif untuk merekam, mengurutkan, dan mengevaluasi data yang terkumpul, kemudian disesuaikan dengan kesulitan-kesulitan khusus yang mungkin terjadi. Intelijen fokus mendapatkan beragam jenis data berkualitas tinggi dalam kuantitas tertentu, mengintegrasikan data, memilih metodologi analisis yang sesuai, menganalisis informasi dan menafsirkannya untuk menjawab suatu permasalahan.

Loch K. Johnson: personel intelijen profesional membagi intelijen ke dalam dua bagian, yaitu intelijen strategis dan intelijen taktis. Pertama, intelijen strategis adalah pengetahuan dan prediksi yang harus diketahui dan dipahami oleh para pemimpin suatu negara, termasuk Presiden. Lingkup geografis intelijen strategis terdiri dari dua bagian, yaitu lingkup global versus lingkup lokal. Intelijen strategis fokus pada informasi tentang potensi bahaya dan peluang di tingkat nasional maupun internasional. Lingkup global misalnya informasi terperinci tentang situasi politik, ekonomi, sosial, dan militer di seluruh dunia. Lingkup lokal misalnya informasi komprehensif mengenai pergerakan radikal domestik yang menebar ancaman subversi atau infiltrasi agen intelijen asing di dalam negeri. Kedua, lingkup intelijen taktis lebih sempit misalnya informasi mendalam tentang situasi di medan perang. Komandan militer menyebutnya sebagai “kesadaran situasional.”

Informasi intelijen memiliki komponen rahasia, oleh sebab itu berbeda dari jenis informasi sehari-hari yang dapat ditemukan di perpustakaan setempat. Para personel intelijen menyatukan informasi sumber terbuka yang diperoleh dari ranah publik (surat kabar, majalah, blog, pidato publik) dengan informasi yang disembunyikan oleh negara lain. Informasi rahasia tersebut harus diambil dari perangkat komunikasi yang dilindungi sandi-sandi rahasia atau dicuri dari brankas, kantor terkunci, instalasi militer dan intelijen dengan pengawasan ketat, atau area berbahaya berlokasi di lingkaran pertahanan terpusat yang ditutup kawat berduri, dijaga pasukan keamanan bersenjata dan anjing-anjing penjaga, alarm elektronik canggih, kamera pengintai, dan detektor gerakan. Pakar intelijen Abram N. Shulsky menyatakan intelijen seringkali membutuhkan akses ke “informasi yang disangkal keras oleh beberapa pihak.”

Allan Liska: Organisasi intelijen dapat mengoperasikan tiga tipe intelijen: intelijen strategis, intelijen operasional, dan intelijen taktik. Setiap tipe intelijen mengakomodasi tujuan, target, dan pengguna yang berbeda.

Piramida intelijen

Intelijen strategis bertujuan memprediksi potensi ancaman dalam jangka panjang terhadap suatu organisasi, berpikir ke depan, sangat bergantung pada estimasi, mengantisipasi tindakan di masa depan berdasarkan tindakan di masa lalu. Intelijen strategis membutuhkan analis-analis yang memahami suatu pokok bahasan secara mendalam, mempunyai kemauan untuk memahami dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di pihak lawan.

Intelijen taktis bertujuan untuk menilai langsung kemampuan dan kekuatan musuh, misalnya pengerahan jumlah pasukan musuh dan persenjataan mereka di medan perang. Evaluasi situasi yang akurat membantu pasukan di medan perang untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif, menyusun rencana cermat untuk mengalahkan musuh pada waktu yang tepat.

Intelijen operasional bertujuan memberikan informasi teknis secara langsung, spontan, real-time, atau mendekati real-time untuk mendukung operasi pasukan darat yang terlibat dalam perang melawan musuh. Para analis intelijen memiliki akses cepat ke sistem pengumpulan data dan dapat mengumpulkan finished intelligence (FINTEL) dalam lingkungan bertekanan tinggi.


Sumber:
Strategic Intelligence & Analysis. Guidelines on Methodology & Application (1997), halaman 7.
Handbook of Intelligence Studies (2007), halaman 1-2.
HUMINT, OSINT, or Something New? Defining Crowdsourced Intelligence (2015), halaman 583.

Building an Intelligence-Led Security Program (2015), halaman 26-27.

Foto: Pixabay/@TayebMEZAHDIA

What’s Up: Juni 2020

Hubungan AS dan Tiongkok memburuk karena dipicu masalah perang dagang, pandemi Covid-19, Hongkong, Laut Cina Selatan, masyarakat minoritas Uyghur, dan isu-isu lainnya. Perpecahan di Tiongkok tidak terelakkan dan menyebabkan munculnya dua kelompok yang memiliki tujuan berlawanan. Kelompok pertama menekankan semangat tempur, kelompok kedua berupaya meredakan ketegangan untuk mencegah Perang Dingin baru.

The US and Chinese relations deteriorated due to the problems of the trade war, the Covid-19 pandemic, Hong Kong, the South China Sea, the Uyghur minority community, and other issues. Divisions in China were inevitable and led to the emergence of two groups with opposite aims. The first group emphasizes fighting spirit, the second group seeks to defuse tensions to prevent a new Cold War.

South China Morning Post: https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/article/3086802/us-china-tensions-set-worsen-moderates-lose-out-hardliners


Pasukan India dan pasukan Tiongkok memobilisasi peralatan berat dan persenjataan, termasuk senjata artileri dan kendaraan tempur ke wilayah yang berdekatan dengan perbatasan di Ladakh Timur yang sedang disengketakan.

Indian troops and Chinese troops mobilized heavy equipment and weaponry, including artillery weapons and combat vehicles, to areas adjacent to the disputed border in East Ladakh.

Times of India: https://timesofindia.indiatimes.com/india/india-china-bring-in-heavy-equipment-and-weaponry-to-their-rear-bases-near-eastern-ladakh/articleshow/76123257.cms?utm_source=dailybrief&utm_medium=email&utm_campaign=DailyBrief2020Jun1&utm_term=DailyNewsBrief


Trump mengerahkan unit 101th Airborne dan militer terkemuka lainnya untuk “berhadapan” dengan Antifa, sebuah gerakan anarkis paling kiri yang berusaha disalahkan oleh Presiden karena kerusuhan besar tersebut.

Trump has mobilized 101th Airborne units and other prominent military units to “confront” Antifa, a far-left anarchist movement that the President is trying to blame for the great riots.

Defense One: https://www.defenseone.com/threats/2020/06/trump-and-allies-reach-military-response-domestic-protests/165819/


Pandemi Covid-19 memicu disrupsi dan ketidakpastian jangka panjang di berbagai bidang mulai dari hubungan internasional, ekonomi global, perdagangan, teknologi, hingga perubahan iklim. Pemikiran yang dituangkan Matthew P. Goodman (CSIS) secara gamblang di dalam tulisan ini akan menjelaskan masalah-masalah yang harus kita hadapi pada saat ini dan di masa depan.

The Covid-19 pandemic triggered long-term disruption and uncertainty in areas ranging from international relations, the global economy, trade, technology to climate change. The thoughts expressed by Matthew P. Goodman (CSIS) clearly in this paper will explain the problems we must face at this time and in the future.

CSIS: http://www.csis.org/analysis/economics-all-about-disruption


Pada bulan April 2020, para peretas Iran berupaya meracuni air minum yang dikonsumsi masyarakat Israel dengan cara meningkatkan jumlah cairan kimia klorin.

In April 2020, Iranian hackers attempted to poison drinking water consumed by the Israeli community by increasing the amount of chlorine chemical liquid.

Jerusalem Post: https://www.jpost.com/israel-news/iran-cyberattack-on-israel-tried-to-increase-chlorine-in-water-report-629910


Kepala Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), Lassina Zerbo, menyatakan sebuah stasiun di Swedia mendeteksi “peningkatan isotop radioaktif yang lebih tinggi dari biasanya” yang kemungkinan berasal dari suatu tempat di sekitar Laut Baltik. Tiga radionuklida yang meningkat adalah Cesium-134, Cesium-137, dan Ruthenium-103.

Chairman of the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), Lassina Zerbo, said a station in Sweden questioned “increasing radioactive isotopes higher than usual” that probably derived from a place around the Baltic Sea. Three radionuclides that are increasing are Cesium-134, Cesium-137, and Ruthenium-103.

Radio Liberty: https://www.rferl.org/a/elevated-but-not-harmful-radioactivity-detected-in-baltic-sea-/30694110.html


Dua kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan latihan bersama di Laut Filipina pada 28 Juni 2020. Amerika Serikat ingin menunjukkan “komitmen responsif, fleksibel, dan abadi” kepada negara-negara sekutu dan mitranya di kawasan Indo-Pasifik setelah Beijing mengklaim hampir seluruh Laut Cina selatan dengan alasan historis. Laksamana Muda George Wikoff menyatakan latihan tersebut bertujuan memperkuat kemampuan Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan “operasi-operasi perang di semua wilayah.”

Two aircraft carriers USS Nimitz and USS Ronald Reagan conducted joint exercises in the Philippine Sea on June 28, 2020. The United States wanted to show “responsive, flexible and lasting commitment” to allied countries and partners in the Indo-Pacific region after Beijing claimed almost all South China Sea for historical reasons. Rear Admiral George Wikoff said the exercise was aimed at strengthening the ability of the United States Navy to conduct “warfighting operations in all regions.”

The Japan Times: https://www.japantimes.co.jp/news/2020/06/29/asia-pacific/us-aircraft-carriers-south-china-sea/


Australia mengumumkan telah mengucurkan dana segar sekitar 1,3 miliar dolar AS dan merekrut 500 mata-mata dunia maya untuk meningkatkan kemampuan ofensifnya melawan kekuatan siber asing. Sejumlah infrastruktur strategis dan dunia bisnis Australia belum lama ini dihantam serangan siber berskala besar, termasuk beberapa rumah sakit dan sarana-sarana milik negara.

Australia announced that it had disbursed fresh funds of around 1.3 billion US dollars and recruited 500 cyberspies to increase its offensive capabilities against foreign cyber forces. Several of Australia’s strategic infrastructures and business world have recently been hit by large-scale cyberattacks, including some hospitals and state-owned facilities.

The Sydney Morning Herald: https://www.smh.com.au/politics/federal/offensive-capability-1-3b-for-new-cyber-spies-to-go-after-hackers-20200629-p557bk.html


Belalang gurun memiliki beberapa karakteristik khusus. Pertama, belalang gurun sanggup terbang hingga 200 kilometer dalam sehari. Kedua, satu ton gurun belalang menghabiskan dedaunan di pohon-pohon dan tanaman pertanian yang cukup untuk memberi makan 2500 orang setiap hari. Ketiga: belalang gurun betina menghasilkan lebih dari 70 telur setiap bertelur, dan bertelur maksimal empat kali. Belalang gurun sejauh ini sudah mengancam ketahanan pangan di Somalia, Ethiopia, Sudan Selatan, Kenya, Yaman, Arab Saudi, Pakistan, India, Iran, Brazil, dan Argentina. Kini telah memasuki dataran rendah di Nepal.

Desert locusts have some special characteristics. First, locusts able to fly up to 200 kilometres in a day. Second, a ton of locust desert spends leaves on trees and crops that are enough to feed 2500 people every day. Third, female locusts produce eggs up to 70 eggs each time and lay eggs a maximum of four times. Desert grasshoppers have so far threatened food security in Somalia, Ethiopia, South Sudan, Kenya, Yemen, Saudi Arabia, Pakistan, India, Iran, Brazil, and Argentina. It has now entered the lowlands of Nepal.

FAO: http://www.fao.org/ag/locusts/en/info/info/index.html


Dampak dari pertikaian mematikan di lembah Galwan, penempatan pasukan dan perangkat militer Tiongkok di Ladakh telah menyebar ke bidang teknologi. India baru saja memboikot 59 aplikasi telepon pintar buatan Tiongkok dengan alasan merugikan kedaulatan, integritas, pertahanan, keamanan, dan ketertiban umum India. Beberapa aplikasi populer yang diboikot adalah TikTok, WeChat, Clash of Kings, Weibo, Cam Scanner, UC Browser.

The impact of the deadly strife in the Galwan Valley, the deployment of Chinese troops and military equipments in Ladakh has spread to technology field. India has just boycotted 59 smartphone applications made in China on the grounds of harming India’s sovereignty, integrity, defense, security, and public order. Some popular applications that are boycotted are TikTok, WeChat, Clash of Kings, Weibo, Cam Scanner, UC Browser.

ZeeNews: https://zeenews.india.com/india/india-bans-59-chinese-mobile-apps-tiktok-uc-browser-cam-scanner-included-2292645.html

Sumber-sumber/sources: Sidhant Sibal @sidhant, Anshul Saxena @AskAnshul

Photo: Unsplash/@Sawyer Bengtson