Wabah Belalang yang Mengajarkan Manusia Menghargai Makanan

Isu ketahanan pangan kembali memanas ketika ancaman pandemi Covid-19 belum berakhir. Saat ini, masyarakat dan kelompok petani di sebagian wilayah Afrika, Asia hingga Amerika Selatan menyaksikan invasi kawanan belalang muncul kembali setelah menghilang beberapa dekade. Banyak petani di daerah-daerah terdampak tidak mampu berbuat apa-apa dan melihat ladangnya hancur menjadi rata. Negara-negara di Afrika yang terdampak belalang gurun (Schistocerca gregaria) adalah Kenya, Ethiopia, Somalia, Uganda, dan Sudan. Negara-negara di Timur Tengah yang terganggu adalah Yaman, Oman, dan Arab Saudi. Negara-negara di Asia yang sudah terimbas adalah Afghanistan, India, Pakistan, Iran, Tiongkok, Vietnam, dan Myanmar. Negara-negara di Amerika Selatan yang sudah terjangkit adalah Argentina dan Brazil. Uruguay dan Paraguay sudah mengumumkan status waspada.

FAO memperingatkan bahwa wabah belalang mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian 10 persen populasi dunia. FAO mendefinisikan ketahanan pangan dan nutrisi sebagai kemampuan mencegah bencana dan krisis, mengantisipasi, memulihkan dari bencana secara tepat waktu, efisien dan berkelanjutan. Definisi lainnya adalah melindungi, memulihkan dan meningkatkan sistem mata pencaharian dalam menghadapi ancaman yang berdampak pada pertanian, nutrisi, ketahanan pangan, dan keamanan pangan (FAO, 2020).

© DW

Rick Overson dari Global Locust Initiative yang diprakarsai Universitas Arizona menyebut belalang sangat istimewa karena memiliki kekuatan super. Fase pertama: setiap belalang hidup menyendiri selama bertahun-tahun, fisiknya berwarna hijau dan perkembangan fisiknya tidak teratur. Penampilan fisik yang tidak menonjol menyebabkan manusia mengabaikan mereka. Fase kedua: para belalang mengalami transformasi fisiologi luar biasa ketika alam memasuki musim hujan dengan kelembapan tinggi. Ciri-cirinya adalah ukuran otak semakin besar, warna dan ukuran tubuh berubah. Perubahan dramatis lainnya adalah fase berteman, belalang yang sebelumnya hidup menyendiri tiba-tiba saling tertarik dan terhubung satu sama lain. Apabila iklim hangat berlangsung lama maka mereka berkembang biak lebih cepat. Kawanan belalang dewasa lebih rakus dan terorganisir sehingga mereka mampu melakukan formasi berbaris dan terbang secara terpadu dalam jumlah besar. Kemampuan hewan untuk berubah secara dramatis dalam menanggapi kondisi lingkungan tertentu disebut plastisitas fenotipik. Para ilmuwan berasumsi kawanan belalang mampu mengembangkan sejumlah sifat dari waktu ke waktu karena mereka terbiasa hidup di lingkungan yang keras (NPR, 2020).


Wabah Kuno yang Kembali Menghantui Dunia Modern

Kaitan tulah (bencana) belalang dengan intervensi Tuhan dalam sejarah umat manusia tertulis secara terperinci dalam Alkitab. Sejumlah karakteristik belalang: amat banyak (Mazmur 105:34; Nahum 3:15); belalang dapat dikonsumsi manusia karena bersih dan halal (Imamat 11:21-22); disebarkan oleh angin (Keluaran 10:13,19); salah satu bencana (tulah) yang menimpa Mesir (Keluaran 10:4-15); seekor binatang kecil (Amsal 30:24); terbang menggerombol (Amsal 30:27). Sifat yang menonjol, yaitu: cekatan (Amsal 30:27); kuda yang disiapkan untuk peperangan (Yoel 2:4; Wahyu 9:7); serakah (Keluaran 10:15); cepat (Yesaya 33:4).

Belalang menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir.

Alkitab Perjanjian Lama, Keluaran 10:15

Masyarakat di Palestina menyantap belalang karena sangat bergizi (Imamat 11:21-22; Markus 1:6). Mesir kuno mendapatkan hukuman tulah belalang karena menolak membebaskan orang Israel dari perbudakan (Keluaran 10:12-20), tetapi Israel juga menanggung hukuman serupa karena tidak taat (Ulangan 28:42). Tulah belalang adalah tanda dari Tuhan, Dia mengutus nabiNya menyerukan Israel untuk bertobat (Yoel 1:1-20; 2:1-17).


Ancaman Wabah Belalang di Kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara

Tiongkok

Pada 28 Juni 2020, Biro Kehutanan Kota Pu’er dan Padang Rumput Provinsi Yunnan mengumumkan kemunculan awal wabah belalang bambu bergerigi kuning (Ceracris kiangsu) di sepanjang perbatasan antara Cagar Alam Sungai Niuluo di Kabupaten Jiangcheng, Kota Pu’er dan Laos. Wabah belalang tersebut melintasi perbatasan dari Laos untuk menyeberang ke Provinsi Yunnan. Pada Juli 2020, para petugas yang berasal dari Provinsi Yunnan, Sichuan, Guangxi, dan Guizhou telah menjalankan banyak latihan darurat membasmi belalang di Jiangcheng. Pemerintah Tiongkok mengerahkan 27.000 pesawat tanpa awak (drone) yang didukung puluhan ribu petugas untuk menyemprotkan insektisida. Jumlah operasi pengendalian menggunakan drone sudah dijalankan sekitar 502 kali.

Wabah belalang sudah menyerang 11 kabupaten seluas 106 km2. Pada awal Agustus 2020, lebih dari 150.000 lahan pertanian telah rusak. Biro Kehutanan dan Padang Rumput Yunnan menyatakan wabah belalang menyerang tanaman bambu, pisang raja, buluh zongye, dan jagung. Petugas pertanian di Yunnan menyatakan bahwa mengendalikan wabah belalang yang cekatan di serangkaian pegunungan sangat sulit. Para petani lokal merasa tidak berdaya menghadapi jumlah belalang terbanyak dalam beberapa dekade. Pada akhir Agustus 2020, kantor berita CCTV melaporkan wabah belalang sudah berhasil “dibersihkan”. Pemerintah daerah, masyarakat dan petani terus memantau, memperkuat pencegahan dan pengendalian hingga sekarang.

Pandemi Covid-19, hujan lebat, banjir, wabah belalang dan sejumlah bencana alam lainnya memaksa pemerintah Tiongkok menerbitkan peraturan menghentikan pemborosan makanan yang menjadi pesan utama dalam kampanye nasional Bersihkan Piringmu. Presiden Xi Jinping telah meminta semua pejabat dan masyarakat berhenti membuang-buang makanan karena rantai pasokan makanan terganggu, meskipun pertanian Tiongkok sukses panen besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Para akademisi bidang pertanian dan pembangunan perdesaan mengkonfirmasi Tiongkok akan mengalami kekurangan pangan berupa beras, jagung, dan gandum sebesar 130 juta ton dalam lima tahun ke depan (NTDTV, 2020; South China Morning Post, 2020).

Vietnam

Kementerian Pertanian dan Pembangunan Perdesaan memperingatkan kawanan belalang destruktif sudah memasuki India pada akhir Mei 2020 dan berpotensi menyerang lahan-lahan pertanian di Bangladesh, Myanmar, Laos, Tiongkok, dan Vietnam. Risiko meningkat apabila belalang telah memasuki wilayah Myanmar, Laos, dan Provinsi Yunnan di Tiongkok.

Pemerintah telah membentuk komite pengarah yang bertanggung jawab menyampaikan peringatan, melakukan pencegahan dan pengendalian belalang. Peringatan jarak jauh diumumkan apabila kawanan belalang mulai bergerak ke wilayah selatan India dan Bangladesh. Pemerintah telah berkolaborasi dengan FAO dan negara-negara tetangga untuk bertukar informasi demi mempercepat tindakan pencegahan. Peringatan jarak dekat akan dilakukan jika belalang sudah memasuki di India dan Bangladesh. Militer Vietnam turut mengerahkan radar-radarnya untuk mendeteksi kawanan belalang yang berpotensi memasuki wilayahnya.

Pada akhir Juli 2020, wabah belalang sudah menyerang provinsi Điện Biên yang berbatasan dengan Laos dan Tiongkok, termasuk Sơn La, Cao Bằng, dan Thanh Hóa. Wabah belalang hanya menyukai daun-daun bambu dan sejenisnya, dan mereka akan merusak tanaman jagung apabila tidak ada bambu. Kawanan belalang sudah muncul sejak tahun 2015 dan biasanya singgah dari negara tetangga Laos, namun mereka melintas untuk pertama kalinya dari Tiongkok (Vietnam News, 2020; Vietnam Express, 2020).

Myanmar

Pada awal Juli 2020, para petani dan para pejabat pertanian mewaspadai kehadiran kawanan belalang gurun yang telah merusak lahan-lahan pertanian di India dan Pakistan di 13 kota kecil di negara bagian Rakhine, Chin, dan Sagaing. Kementerian Pertanian, Peternakan dan Irigasi mengirimkan sejumlah pejabat untuk memantau daerah perbatasan yang berbatasan langsung provinsi Yunnan di Tiongkok, Laos, dan Vietnam. Pemerintah melibatkan petani-petani lokal untuk mengawasi lahan-lahan pertanian. Mereka diminta segera menghubungi kantor pemerintah terdekat apabila melihat kawanan belalang datang dari perbatasan dengan India, Bangladesh, Laos, atau Tiongkok (Myanmar Times, 2020).


Istilah-istilah dalam wabah belalang:

Skala kawanan dari kecil hingga sangat besar:
Skala sangat kecil: kawanan belalang dewasa mampu terbang kurang dari 1 km2, dan gerombolan anak belalang sejauh 1-25 m2. Skala kecil: kawanan belalang dewasa terbang sejauh 1-10 km2, dan gerombolan anak belalang sejauh 25-2500 m2. Skala menengah: kawanan belalang dewasa terbang sejauh 10-100 km2, dan gerombolan anak belalang sejauh 2500 m2-10 hektar. Skala besar: kawanan belalang dewasa terbang sejauh 100-500 km2, dan gerombolan anak belalang sejauh 10-50 hektar. Skala sangat besar: kawanan belalang dewasa terbang sejauh lebih 500 km2, dan gerombolan anak belalang sejauh lebih dari 50 hektar
(FAO, 2020).

Tingkat status ancaman dari terendah hingga tertinggi:
Hijau (tenang): tidak ada ancaman terhadap tanaman, namun survei dan pemantauan rutin terhadap lahan-lahan pertanian tetap dilakukan. Kuning (peringatan): ada potensi ancaman terhadap tanaman sehingga perlu meningkatkan kewaspadaan dan mungkin harus melakukan operasi pengendalian. Oranye (ancaman): harus melakukan survei dan mengendalikan hama karena ada ancaman nyata terhadap tanaman. Merah (bahaya): harus melakukan survei intensif dan operasi kontrol karena wabah belalang sudah merusak tanaman dan lahan pertanian (FAO, 2020).

Proses perkembangan wabah belalang:
(1) Pembiakan: proses perkembangbiakan dari sanggama hingga berkembang biak. (2) Penurunan: tidak ada penyebaran belalang dalam jumlah besar di suatu tempat. (3) Pengurangan: Setiap belalang memasuki masa tidak berteman atau menyendiri. (4) Wabah: peningkatan jumlah belalang yang nyata dan terjadi pembentukan kawanan. (5) Peningkatan: jumlah belalang bertambah sangat banyak yang diikuti oleh dua musim perkembangbiakan secara berturut-turut di wilayah yang sama atau wilayah lain yang berdekatan. (6) Bencana: kawanan belalang menyerang dan merusak satu wilayah atau sejumlah wilayah secara bersamaan dalam periode satu tahun atau beberapa tahun. (7) Menghilang: kawanan belalang tercerai-berai dan jumlahnya berkurang drastis akibat kegagalan pembiakan dan/atau upaya manusia yang berhasil mengendalikan wabah (FAO, 2020).


Sumber-sumber:

Alkitab Sabda. https://alkitab.sabda.org

Argentina and Brazil crops threatened by locust swarm. https://www.bbc.com/news/world-latin-america-53221211

Desert Locust Bulletin No. 502 (3 August 2020). https://reliefweb.int/report/world/desert-locust-bulletin-502-3-august-2020

Myanmar Wary of Locust Swarms in Yunnan, Laos, Vietnam. https://www.mmtimes.com/news/myanmar-wary-locust-swarms-yunnan-laos-vietnam.html

Locusts Are A Plague Of Biblical Scope In 2020. Why? And … What Are They Exactly? https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2020/06/14/876002404/locusts-are-a-plague-of-biblical-scope-in-2020-why-and-what-are-they-exactly

Locust swarm from China ravages northern Vietnam bamboo forests, corn fields. https://e.vnexpress.net/news/news/locust-swarm-from-china-ravages-northern-vietnam-bamboo-forests-corn-fields-4135741.html

The worst locust outbreak in Yunnan in decades. https://www.ntdtv.com/b5/2020/09/01/a102930890.html/amp

Thirteen Townships in Myanmar on Alert Against Locust Swarms. https://www.mmtimes.com/news/thirteen-townships-myanmar-alert-against-locust-swarms.html?

Việt Nam on high alert for locust swarms. https://vietnamnews.vn/society/717715/viet-nam-on-high-alert-for-locust-swarms.html

Xi Jinping targets ‘shocking’ food waste as China battles floods and pandemic supply problems. https://www.scmp.com/news/china/politics/article/3096977/xi-jinping-targets-shocking-food-waste-china-battles-floods-and

Foto: Pixabay/Christels/1010 images