Rekognisi: Virus Tidak Kenal Perbatasan

Berbagai pihak berspekulasi tentang asal muasal pandemi Covid-19 yang belum terjawab hingga hari ini. Tulisan ini membahas laboratorium yang meneliti dan menyimpan beragam bakteri, virus, jamur, spora berbahaya untuk memahami sebagian misteri pandemi Covid-19.

Biological Safety Levels (BSL) adalah laboratorium biologi dengan peringkat keamanan dari satu hingga empat berdasarkan jenis organisme yang diteliti. Laboratorium dilengkapi perangkat pengamanan yang dirancang untuk melindungi personel, lingkungan, dan masyarakat di sekitarnya.

BSL-1 adalah laboratorium tingkat dasar yang meneliti organisme tidak mematikan sehingga potensi ancamannya rendah serta tidak membahayakan personel laboratorium dan lingkungan sekitarnya (Trapotsis, 2020). Mourya, Yadav, Majumdar, Chauhan, Katoch (2014) menjelaskan perbedaan karakteristik BSL-2 dan BSL-3. BSL-2 meneliti patogen non-pernafasan dan tidak mematikan, namun fasilitasnya tetap mengutamakan keamanan misalnya menggunakan lemari keamanan biologis dan alat sterilisasi uap bertekanan tinggi untuk mematikan bakteri, virus, jamur, spora yang berbahaya dengan cara merusak struktur proteinnya (autoclave). BSL-3 meneliti penyakit-penyakit serius yang masuk lewat saluran pernafasan, berpotensi menyebabkan kematian dan mencemari lingkungan. Persyaratan utama BSL-3 adalah para petugas laboratorium menerima pelatihan khusus dalam menangani patogen dan diawasi oleh para ilmuwan yang memahami prosedur penanganan organisme patogen yang benar. Semua pekerjaan dilakukan di fasilitas isolasi yang aman menggunakan kontrol teknik yang sesuai untuk mencegah pelepasan yang tidak disengaja selama penelitian. Fungsi lain BSL-3 adalah fasilitas klinis, diagnostik, dan pendidikan.

BSL-4 adalah laboratorium tingkat tertinggi dan paling ketat yang meneliti organisme patogen mematikan dan eksotik seperti virus cacar, MERS, SARS, Lassa, Nipah, Marburg, Ebola, HIV, dan lain-lain. BSL-4 hanya mempekerjakan staf-staf berpengalaman dan berkualitas tinggi yang dipilih secara ketat dan cermat, dan bersedia bekerja di bawah pengawasan konstan ketika diizinkan mengakses laboratorium. Tingginya ancaman penularan melalui aerosol (partikel yang tersebar di atmostfer misalnya gas, asap atau kabut) menyebabkan patogen di dalam laboratorium berbahaya bagi personel laboratorium dan masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan laboratorium, oleh sebab itu BSL-4 memiliki fasilitas penyaringan udara, serta pengolahan air dan limbah. Sejumlah prosedur ketat yang wajib dilaksanakan para ilmuwan adalah pertama, memasuki dan meninggalkan laboratorium melalui serangkaian pintu dengan pengaman kedap udara (airlock). Kedua, bekerja memakai pakaian pelindung tanpa aliran udara dari luar dan hanya mengandalkan mengandalkan suplai udara dari pernafasan mereka sendiri, oleh sebab itu mereka kerap mengalami dehidrasi dan kelelahan. Ketiga, mengganti pakaian dan mandi saat sebelum dan sesudah menggunakan fasilitas laboratorium. Mereka wajib melakukan prosedur dekontaminasi yang ketat setelah selesai bekerja, yaitu membersihkan pakaian pelindung dengan pemandian dekontaminasi khusus. BSL-4 sering mendapat penolakan dari masyarakat karena keberadaannya dianggap kontroversial, namun pendirian laboratorium baru tetap berlangsung sampai hari ini. Pada tahun 1981, Jepang mendirikan fasilitas BSL-4 pertama. Saat ini, terdapat lebih dari 50 fasilitas BSL-4 di seluruh dunia. Empat laboratorium berlokasi di wilayah WHO. Amerika Utara dan Eropa Barat membangun lebih dari selusin fasilitas BSL-4 dalam 15 tahun terakhir. Pembangunan sejumlah fasilitas BSL-4 sedang berlangsung di Asia, terutama di Tiongkok, Jepang, dan Afrika Sub-Sahara. BSL-4 sering mendapat penolakan dari masyarakat karena keberadaannya dianggap kontroversial. (Cyranoski, 2017; WHO, 2018; National Center for Biotechnology Information, 2020; Robert Koch Institut; Trapotsis, 2020).

Virus-virus yang diteliti dan disimpan di BSL-4

© Robert Koch Institut

BSL-4 pertama di daratan Tiongkok yang menjadi pusat perhatian dunia

Peristiwa pandemi Covid-19 menyebabkan BSL-4 Wuhan menjadi pusat perhatian dunia karena banyak pihak yang berspekulasi bahwa virus Covid-19 ‘lepas’ dari laboratorium tersebut. Cyranoski (2017) menerangkan bahwa Tiongkok berencana membangun lima hingga tujuh BSL-4 di seluruh daratan Tiongkok hingga tahun 2025. Pembangunan laboratorium BSL-4 pertama di Wuhan menelan biaya 300 juta yuan atau 44 juta US dollar, dan mengklaim sudah mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan bangunan. Aspek pertama, bangunan jauh dari dataran banjir. Aspek kedua, kapasitas tahan gempa hingga 7 skala Richter meskipun Wuhan tidak memiliki sejarah gempa bumi yang kuat. Aspek ketiga fokus mengendalikan penyakit, menyimpan virus yang dimurnikan, serta bertindak sebagai ‘laboratorium rujukan’ bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terhubung dengan laboratorium-laboratorium serupa di seluruh dunia.

“Laboratorium Wuhan akan menjadi simpul kunci dalam jaringan global laboratorium keamanan hayati,”

Yuan Zhiming (Direktur Laboratorium)

Ahli-ahli mikrobiologi Tiongkok bergembira mendapatkan kesempatan langka mempelajari patogen tingkat BSL-4. Pada Agustus 2017, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menyetujui kegiatan penelitian terhadap virus Ebola, virus Nipah, dan virus demam berdarah Krimea-Kongo (Xia dkk., 2019). Di sisi lain, para ilmuwan luar negeri khawatir suatu hari patogen tersebut kemungkinan dapat lepas, dimensi biologis akan berbaur dengan dimensi geopolitik dan menimbulkan ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara lain (Cyranoski, 2017).

Daftar BSL-4 di seluruh dunia menurut catatan WHO (2020):

  1. Institute of Virology, National Institute of Agricultural Technology (Argentina)
  2. National Food Safety and Quality Service (Argentina)
  3. Australian Animal Health Laboratory, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (Australia)
  4. Emerging Infectious Diseases and Biohazard Response Unit (EIBRU), Westmead Hospital (Australia)
  5. Victorian Infectious Diseases Reference Laboratory (VIDRL), Peter Doherty Institute for Infection and Immunity (Australia)
  6. Pan American Foot-and-Mouth Disease Center (Brazil)
  7. National Centre for Foreign Animal Disease, Canadian Food Inspection Agency (Kanada)
  8. National Microbiology Laboratory (NML), Public Health Agency of Canada (Kanada)
  9. Chinese Center for Disease Control and Prevention, Beijing China BSL-4 (Tiongkok)
  10. Chinese National High Containment Facilities for Animal Diseases Control and Prevention, Harbin Veterinary Research Institute (Tiongkok)
  11. Wuhan Institute of Virology, Chinese Academy of Sciences (Tiongkok)
  12. Institut Pasteur de Côte d’Ivoire, Ministry of Higher Education and Scientific Research (Pantai Gading)
  13. Department for Biological Defence, Military Institute of Health (Republik Ceko)
  14. Laboratory for Biological Monitoring and Protection, National Institute for Nuclear, Chemical, and Biological Protection (Republik Ceko)
  15. National Veterinary Institute, Technical University of Denmark (Denmark)
  16. Jean Mérieux Laboratory P4, National Institute of Health and Medical Research of France (Perancis)
  17. Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine (Jerman)
  18. Fredrich Loeffler Institute (FLI), Federal Research Institute for Animal Health (Jerman)
  19. Institute for Virology, Philipps University of Marburg (Jerman)
  20. Robert Koch Institute (Jerman)
  21. National Biosafety Laboratory (OKI), National Public Health Institute (Hungaria)
  22. Microbial Containment Complex (MCC), National Institute of Virology (India)
  23. High Security Animal Disease Laboratory, National Institute of High Security Animal Diseases (India)
  24. Lazzaro Spallanzani National Institute for Infectious Diseases (Italia)
  25. L. Sacco University Hospital, University of Milan (Italia)
  26. Nagasaki University BSL-4, Nagasaki University (Jepang)
  27. National Institute of Infectious Diseases (Jepang)
  28. National Biocontainment Laboratory, Ministry for Primary Industries (Selandia Baru)
  29. Osong BSL-4 Laboratory, Korea Centers for Disease (Korea Selatan)
  30. Federal Budgetary Research Institution – State Research Centre of Virology and Biotechnology VECTOR, Russian Federal Service for Surveillance on Consumer Rights Protection and Human Wellbeing (Rusia)
  31. National Health Laboratory, Saudi Ministry of Health (Arab Saudi)
  32. Special Pathogens Unit, National Institute for Communicable Diseases (Afrika Selatan)
  33. Centre for Research into Animal Health (CReSA), Autonomous University of Barcelona (UAB) and the Institute of Agri-food Research and Technology (Spanyol)
  34. Unit of Highly Pathogenic Microorganisms, Department of Preparedness, Swedish Institute for Communicable Disease Control (Swedia)
  35. Institute of Medical Virology, University of Zurich (Swiss)
  36. Laboratory of Virology, Geneva University Hospitals (Swiss)
  37. Institute of Virology and Immunology (IVI), Federal Department of Home Affairs (Swiss)
  38. Animal and Plant Health Agency (APHA), Department for Environment, Food, and Rural Affairs (Inggris)
  39. Centre for Emergency Preparedness and Response, Public Health England (Inggris)
  40. Defence Science and Technology Laboratory (DSTL), Ministry of Defence (Inggris)
  41. High Containment Large Animal Facility (HCLAF), Pirbright Institute (Inggris)
  42. National Institute for Biological Standards and Control (NIBSC), Department of Health (Amerika Serikat)
  43. Rocky Mountain Lab (RML), National Institute of Allergy and Infectious Diseases (Amerika Serikat)
  44. National Biodefense Analysis and Countermeasures Center (Amerika Serikat)
  45. Galveston National Laboratory, University of Texas Medical Branch (Amerika Serikat)
  46. Viral Immunology Center, Georgia State University (Amerika Serikat)
  47. Integrated Research Facility at Fort Detrick, National Institute of Allergy and Infectious Diseases (Amerika Serikat)
  48. Special Pathogens Branch, Centers for Disease Control and Prevention (Amerika Serikat)
  49. Texas Biomedical Research Institute (Amerika Serikat)
  50. National Emerging Infectious Diesease Laboratories (NEIDL), Boston University (Amerika Serikat)
  51. US Army Medical Research Institute of Infectious Diseases (USAMRIID), US Department of Defense (Amerika Serikat)
  52. National Bio and Agri-Defense Facility (NBAF), US Department of Homeland Security (Amerika Serikat)
  53. Foreign Animal Disease Diagnostic Laboratory (FADDL), Plum Island (Amerika Serikat)
  54. Plum Island Animal Disease Center, US Department of Homeland Security (Amerika Serikat)

Sumber:
Arthur Trapotsis.
Do You Know The Difference in Laboratory Biosafety Levels 1, 2, 3 & 4? (Maret 2020) https://consteril.com/biosafety-levels-difference/

David Cyranoski. Inside China’s Pathogen Lab (Februari 2017). https://go.nature.com/3h1uduH

Devendra T. Mourya, Pragya D. Yadav, Triparna Dutta Majumdar, Devendra S. Chauhan. Establishment of Biosafety Level-3 (BSL-3) laboratory: Important criteria to consider while designing, constructing, commissioning & operating the facility in Indian setting (Agustus, 2014). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4216491/

Han Xia, Yi Huang, Haixia Ma, Bobo Liu, Weiwei Xie, Donglin Song, Zhiming Yuan. Biosafety Level 4 Laboratory User Training Program, China (Mei, 2019). https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/25/5/18-0220_article#suggestedcitation

Marlon L. Bayot; Kevin C. King. Biohazard Levels (Maret 2020). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535351/

The Biosafety Level-4 Laboratory at RKI. https://www.rki.de/EN/Content/infections/Diagnostics/SpecialLab/BSL4Laboratory_page.html

World Health Organization (WHO). (Biosafety Level 4) Laboratories Networking (12 Juli 2020). File: WHO-WHE-CPI-2018.40-eng

Foto: Unsplash/CDC

Advertisement

Author: Agen Rahasia

Hobi menulis kisah intelijen. Writing intelligence stories as a hobby.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: